Rabu, 19 September 2018

KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL KEMASAN

Disusun oleh :

SILVIA EKA PRATIWI (15)
SITI NOR HIDAYATI (18)
XI TKJ 4

 SMKN 6 MALANG
2018

KATA PENGANTAR

            
            
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam saya sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW sehingga karenanya saya dapat menyelesaikan tugas proposal usaha ini dengan baik dan tepat waktu.
            Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk menguatkan usaha wirausaha baru, agar mampu memiliki konsep bisnis dan strategi melalui proposal usaha kuliner ini.
            Dalam proses penyusunan proposal ini saya menjumpai hambatan, namun berkat dukungan materiil dari berbagai pihak, akhirnya saya dapat menyelesaikan proposal ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini saya menyampaikan terimakasih dan penghargan setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
            Meskipun begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak saya harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan saya semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi saya dan bagi pembaca lain pada umumnya.



Penyusun
Silvia Eka Pratiwi
Siti Nor Hidayati
BAB I

PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Pembungkus atau juga sering disebut kemasan adalah hal yang melekat pada suatu produk barng. Konsumen kini lebih banyak membutuhkan waktu untuk memilih produk yang dicari, karena merek produk semakin banyak untuk satu jenis produk tertentu saja, seperti: produk sabun mandi di rak-rak toko/swalayan sudah puluhan jenisnya, minyak goreng branded ada lebih 30 merek dapat dijumpai konsumen di rak-rak supermarket. Belum lagi merek air minum sudah lebih 50 merek dapat dijumpai konsumen di pasar. Begitu pula untuk sabun cuci deterjen ada puluhan merek yang dipajang di swalayan untuk menarik minat konsumen. Apa yang membedakan produk satu dengan produk yang lain? tidak lain adalah merek, dan kemasannya. Memang kemasan kini disadari oleh produsen bukan lagi hanya memiliki fungsi melindungi dan membungkus produk. Persaingan produk yang semakin ketat di pasar mengharuskan produsen untuk berpikir keras meningkatkan fungsi kemasan untuk dapat memberikan daya tarik kepada konsumen melalui aspek artistik, warna, grafi s, bentuk maupun desainnya. Banyak konsumen yang membeli secara sadar akan suatu produk karena tertarik pada suatu produk karena alasan warna, bentuk dari kemasan. Belum lagi konsumen yang membeli karena impulse buying, garagara menariknya desain, atau bentuk kemasan suatu produk. Sehingga kemasan menjadi sangat efektif untuk mendorong konsumen membeli suatu produk.
Melalui kemasan produk tersebut kesan (image) produk juga dapat dibentuk misalnya image sebagai produk yang kukuh, awet, mewah atau tahan lama.
Sehingga konsumen akan memilih produk tersebut karena sesuai dengan syarat yang akan dibeli misalnya produk yang tahan lama, tidak mudah rusak dan terjaga kualitasnya.
Konsumen sering kali membeli suatu produk tidak untuk segera dikonsumsi tetapi untuk persediaan, sehingga ia membutuhkan produk yang terlindungi secara baik isinya, dari kerusakan, berkurangnya isi dan pengaruh cuaca. Dari sisi distribusi, kemasan juga memegang peranan penting karena dengan kemasan produk akan mudah disusun, dihitung, ditangani dan disalurkan secara lebih baik dan cepat. Kemudahan dalam distribusi menjadikan kemasan didesain tertentu dan dengan ukuran yang mudah untuk dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Ada perusahaan yang berpendapat bahwa yang penting adalah barang yang dibungkus dan bukan pembungkusnya. Memang harus diakui bahwa kualitas barang adalah besar sekali pengaruhnya terhadap kelancaran penjualan, tapi dalam hal ini bukan berarti masalah pembungkus diabaikan. Meskipun barang dalam pembungkus itu isinya baik tapi agar orang dapat menjadi langganan, orang tersebut harus mencobanya. Akan tetapi bila mana orang tersebut tidak tertarik, maka orang tersebut idak akan tahu bahwa isi didalam pembungkus tersebut adalah berkualitas baik. Mungkin jangka panjang orang akan tahu bahwa kualitasnya baik dan pada akhirnya akan menjadi langganan. Tapi jelas akan membutuhkan waktu yang lumayan lama.
Dengan demikian, pembungkus yang menarik akan mempercepat kelancaran promosi, pengenalan dan yang terakhir penjualan barang ayng di produksi. Sebenarnya masih banyak fungsi pembungkus yang lain selain sebagai pembungkus dan keindahan dan bila mana kita mau dan padat memperhatikan itu semua, kelancaran penjualan barang-barang yang diproduksikan akan lebih dapat ditingkatkan. Sehingga pentingnya pembungkus ini terutama pada perusahaan industri atau perusahaan-perusahaan lain yang menghasilkan produk-produknya. Dengan demikian, kita perlu mengetahui lebih dalam tentang pembungkus.
1.2       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu :
1.             Apa pengertian pembungkus/kemasan?
2.             Bagaimana arti penting pembungkus/kemasan?
3.             Apa saja syarat-syarat pembungkus/kemasan yang baik?
4.             Apa fungsi pembungkus/kemasan?
5.             Bagaimana hubungan pembungkus/kemasan dan strategi pemasaran?
6.             Bagaimana strategi perkembangan pembungkus/kemasan?
7.             Bagaimana pengaruh pembungkus terhadap biaya dan modal?
8.             Bagaimana stock untuk pembungkus?
9.             Bagaimana membedakan ukuran pembungkus?
10.          Bagaimana kebijaksanaan dalam merubah pembungkus?
1.3       Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian pembungkus/kemasan.
2.      Untuk mngetahui arti penting pembungkus/kemasan.
3.      Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat pembungkus yang baik.
4.      Untuk mengetahui apa fungsi pembungkus/kemasan.
5.      Untuk mengetahui bagaimana hubungan pembungkus/kemasan dan strategi pemasaran.
6.      Unutk mengetahui bagaimana strategi perkembangan pembungkus/ kemasan.
7.      Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembungkus terhadap biaya dan modal.
8.      Untuk mengetahui Bagaimana stock untuk pembungkus.
9.      Untuk mengetahui Bagaimana membedakan ukuran pembungkus.
10.  Untuk mengetahui bagaimana kebijakan merubah pembungkus.
1.4       Manfaat
1.      Sebagai media belajar dan tambahan wawasan bagi penulis.
2.      Memberikan informasi bagi pembaca.
3.      Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.

1.5       Metode Pencarian Materi
Penulis dalam mencari materi menggunakan metode kajian pustaka yaitu mencari di buku dan internet.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Pengertian Pembungkus/Kemasan
Pengertian pembungkus atau kemasan menurut soehardi sigit, kemasan adalah wadah, tempat, isi atau yang sejenisnya yang terbuat dari timah, kayu, kertas, gelas, besi, plastik, kain, karton atau meterial lainnya yang membungkus atau mengemas suatu produk yang dilakukan oleh produsen atau pemasar untuk disampaikan kepada konsumen.
Kemudian kegiatan dalam pembungkus atau kemasan disebut pembungkusan atau pengemasan. Pengertian pembungkusan atau pengemasan menurut William J. Stanson, kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas umum dalam perencaraan barang atau produk yang melibatkan penentuan dan pembuatan bungkus atau kemasan bagi suatu barang atau produk.
Dengan demikian, pembungkusan/pengemasan adalah suatu aktivitas atau kegiatan umum dalam perencanaan barang untuk menempatkan barang tersebut ke dalam wadah atau tempat yang memerlukan akan penentuan desaindan pembuatan kemasan dapat berasal dari berbagai macam bahan yang dilakukan oleh produsen untuk disampaikan kepada konsumen.

2.2       Arti Penting Pembungkus/Kemasan
Banyak perusahaan yang mengabaikan masalah pembungkus suatu barang sebab mereka menganggap bahwa fungsi pembungkus hanyalah sekedar bungkus saja. Tapi jika kita mau meneliti maka fungsi pembungkus tidak hanya sekedar sebagai pembungkus saja, tapi jauh lebih luas dari pada itu. Dan kalau kita mau memperhatikan fungis-fungsi tersebut maka kelancaran penjualan produk-produk kita akan labih baik.
Salah satu fungsi pembungkus yang sering diabaikan adalah keindahan, padahal keindahan pembungkus besar pengaruhnya terhadap kelancaran penjualan produkproduk kita. Walaupun faktor biaya harus juga kita perhatikan. Oleh karena itu pembungkus dapat kita misalkan sebagai pakaian seorang wanita yang mana jika makin indah dan cocok pakaian wanita tersebut, maka akan semakin cantik pula wanita tersebut.
Ada sementara perusahaan yang berpendapat bahwa yang penting adalah barang yang dibungkus dan bukan pembungkusnya. Memang harus diakui bahwa kualitas barang adalah besar sekali pengaruhnya terhadap kelancaran penjualan, tapi dalam hal ini bukan berarti masalah pembungkus diabaikan. Meskipun barang dalam pembungkus itu isinya baik tapi agar orang dapat menjadi langganan, orang tersebut harus mencobanya. Akan tetapi bila mana orang tersebut tidak tertarik, maka orang tersebut idak akan tahu bahwa isi didalam pembungkus tersebut adalah berkualitas baik. Mungkin jangka panjang orang akan tahu bahwa kualitasnya baik dan pada akhirnya akan menjadi langganan. Tapi jelas akan membutuhkan waktu yang lumayan lama.
Dengan demikian, pembungkus yang menarik akan mempercepat kelancaran promosi, pengenalan dan yang terakhir penjualan barang yang di produksi. Sebenarnya masih banyak fungsi pembungkus yang lain selain sebagai pembungkus dan keindahan dan bila mana kita mau dan padat memperhatikan itu semua, kelancaran penjualan barang-barang yang diproduksikan akan lebih dapat ditingkatkan. Sehingga pentingnya pembungkus ini terutama pada perusahaan industri atau perusahaan-perusahaan lain yang menghasilkan produk-produknya.
Ada beberapa faktor yang menunjang peranan kemasan sebagai sarana pemasaran. Faktor-faktor tersebut antara lain :
a.       Sistem Penjualan Swalayan (self service)
Sistem penjualan ini makin populer dimana-mana dan telah memaksa produk menjual dirinya sendiri. Dengan sistem penjualan ini, pembeli memilih sendiri produk yang diinginkan diantara sekian banyak produk sejenis. Disini kemasan mempunyai peranan untuk memikat konsumen  sehingga konsumen tertarik untuk membeli.

b.      Kemakmuran Konsumen
Dengan semakin meningkatnya kemakmuran konsumen, menyebabkan mereka membayar sedikit lebih mahal untuk memperoleh kemasan yang memberikan kemudahan, penampilan yang menarik dan prestisenya yang lebih tinggi.
c.       Perkembangan teknologi yang pesat
Dengan berkembangnya teknologi memungkinkan perusahaan untuk mengganti kemasan produk yang lama menjadi kemasan yang lebih praktis, kualitas dan penampilan yang lebih baik sehingga dapat memberikan kemudahan bagi konsumen.
Dengan semakin pentingnya peranan kemasan dalam pemasaran suatu produk pada akhir-akhir ini memaksa pihak manajemen unutk terus menerus untuk memperhatikan kemasan produk merekauntuk disesuaikan dengan perubahan selera konsumen. Disamping itu pihak manajemen harus memperhatikan yang dilakukan oleh pesaing. Hal ini dilakukan agar produk yang dihasilkan perusahaan tetap dapat bersaing dengan produk sejenis lainnya.
Alasan mengadakan Pengemasan, Menurut William J. Stanton, ada 3 alasan mengapa kemasan diperlikan yaitu sebagai berikut :
a.       Kemasan memenuhi sasaran keamanan
Keamanan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen agar produk tersebut tidak rusak. Untuk beberapa jenis produk yang dapat membahayakan anak-anak biasanya diberi kemasan pelindung khusus. Disamping itu biasanya produk yang diberi kemasan akan lebih bersih dan menawan
b.      Kemasan Dapat melaksanakan program pemasaran perusahaan
Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif. Kemasan merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya. Para pengecer juga mengakui bahwa kemasan yang mengandung ciri-ciri promosi dan perlindungan barangyang efektif dapat membantu meingkatkan penjualan dan mengurangi biaya karena kerusakan produk.
c.       Manajemen dapat mengemas produknya sedemikian rupa untuk meningkatkan perolehan laba
Dengan kemasan yang baik dan menarik jelas akan meningkatkan kualitas suatu produk, sehinngga akan meningkatkan penjualan, kemudian secara otomatis akan meningkatkan laba.
2.3       Syarat-syarat Pembungkus/Kemasan yang baik
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, fungsi pembungkus tidak hanya sebagai bungkus tapi lebih luas dari pada itu. Dan apabila kita dapat memenuhi syarat-syarat tersebut maka konsumen atau calon konsumen lebih puas sehingga kelancaran dari penjualan barang-barang akan lebih lancar. Syarat-syarat pembungkus yang baik yaitu sebagai berikut :
a.      Sebagai Tempat
Syarat ini adalah syarat yang paling utama dan telah banyak diketahui sehinggga bukan sebuah permasalahan lagi. Misalkan kita menjual minuman maka sudah tentu kita memilih pembungkusnya adalah botol dari gelas ataupun plastik dan bukan dari ketas yang tidak dapat berfungsi sebagai tempat untuk minuman.
b.      Menarik
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka setiap perusahaan hendaknya dapat membuat pembungkus yang menarik. Dengan pembungkus yang menarik tersebut dapat diharapkan orang akan tertarik untuk mencobanya sehingga akhirnya dapat diharapkan menjadi langganan. Oleh karena itu, sayang sekali jika suatu barang yang pembungkusnya menrik tapi barang tersebut kurang berkualitas, pasti akan mengecewakan konsumen. Ada juga orang yang berpendapat bahwa yang menarik hanya barang-barang yang kita ingin mencobanya kita harus beli misalnya kembang gula, makanan dan minuman dalam kaleng dan lain-lain. Sedangkan bagi barang-barang yang kita dapat mengetahui kualitasnya tanpa kita membelinya yaitu misalnya kaca mata, sepatu dan lain-lain. Ada orang yang berpendapat bahwa masalah keindahan pembungkus tidak perlu diperhatikan. Tapi itu adalah pendapat yang salah, pembungkus  yang menarik itu tetap penting meskipun itu barang-barang yang terbuka sebelum dibeli misalnya kaca mata. Sebab dengan pembungkus yang indah dan menarik akan menimbulkan kesan bahwa kualitas barangnya adalah baik juga. Yang disebut dengan indah dan menarik disini adala kombinasi bahan, bentuk, komposisi warna, gambar, tulisan dal lain-lain.
c.       Dapat Melindungi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kualitas suatu barang sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran penjualan. Oleh karena itu, maka perlu pembungkus yang dapat melindungi baik pada waktu masih di gudang, dalam pengangkutan maupun dalam peredaran di pasaran. Bila pembungkus mampu melindungi barang-barang akan lebih terjamin kualitasnya, sehingga kelancaran penjualan dapat ditingkatkan. Misalnya seperti barang-barang elektronik seperti TV, kulkas yang mudah rusak, sehingga harus dibuatkan pembungkus sedemikian rupa sehingga dalam pengagkutan, kualitas barang dapat dipertahankan dan tetap terjamin. Untuk obat-obatan yang peka terhadap sinar matahari biasanya biasanya ditempatkan pada botol-botol yang gelasnya berwarna gelap. Apabila kita tidak memperhatikan masalah tersebut, maka kualitas barang-barang kita tidak akan terjamin kualitanya sehingg hal tersebut akan mempengaruhi dalam kelancaran penjualan.
d.      Praktis
Apabila perusahan mampu membuat pembungkus yang praktis maka dengan sendirinya konsumen akan lebih puas. Maksud praktis disini adalah mudah dibawa, mudah dibuka dan ditutup kembali, ringan dan sebagainya. Contohnya yaitu pembungkus rokok yang mudah ditaruh dalam saku baju maupun celana.Apabila kita merasa pembungkus yang kita buat kurang praktis maka kita harus membuat yang lebih praktis.
e.       Menimbulkan Harga diri
Biasanya pembungkus yang menarik secara otomatis akan dapat menimbulkan harga diri yang baik. Meskipun demikian kita harus memperhatikan masalah ini. Hal-hal yang terutama untuk barang-barang yang dapat dipakai untuk kado misalnya biskuit tertentu, yang tempatnya indah dan menarik, sehingga bagi orang yang membeli biskut tersebut akan naik harga dirinya. Sebab jika kita rasakan isinya, tak jauh beda dengan yang lain-lain. Pada toko-toko pengecer pada umumnya pembungkus pengruhnya untuk menambah harga diri banyak yang diabaikan. Misalnya membungkus barang dengan kertas koran yang sudah kumal, sehingga menimbulakan rasa malu bagi yang membawanya dan kejadian tersebut jelas akan memperlambat kelancaran penjualan.
f.       Ketepatan Ukuran
Ukuran pembungkus harus kita perhatikan juga, sebab hal ini akan berhubungan erat dengan harga suatu barang. Di negara yang sudah maju seperti Amerika, maka ukuran-ukuran yang besar akan lebih ekonomis, tapi bagi negara yang baru berkembang seperti Indonesia pada umunya daya belinya kebanyakan rendah, sehingga perlu diperhatikan pembungkus dengan ukuran yang terjangkau dengan daya beli sebagaian besar masyarakan adalah ukuran mini. Misalnya perusahaan bumbu masak, shampo dan lain-lain. Telah mengintrodusir cara ini sehingga dengan demikian penduduk yang berpenghasilan rendah dapat pula ikut membelinya, meskipun sebenarnya dengan ukuran mini tersebut dapat menimbulkan jatuhnya harga menjadi lebih mahal.
g.      Pengangkutan
Dalam membuat dan menentukan pembungkus pada suatu barang, harus pula diperhatikan pengaruhnya terhadap ongkos pengangkutan. Misalnya pembungkus persegi seperti rokok, susu balita dan lain-lain, akan dapat menghemat biaya pengangkutan. Dengan penghematan terhadap ongkos pengangkutan maka perusahaan akan mampu menjual dengan harga yang lebih rendah dari saingannya atau dengan harga jual yang sama dengan perusahaan akan mampu meningkatkan kualitas dari barang prosuksinya. Dengan tindakan ini dapat diharapkan kelancaran penjualan dapat lebih ditingkatkan.
Dari penjelasan tentang syarat-syaran pembungkus di atas timbul pertanyaan-pertanyaan manakah yang harus di pentingkan dari beberapa syarat tersebut. Hal ini perlu dipersoalkan sebab dalam prakteknya sulit bagi perusahaan unutk dapat memenuhi semua syarat-syarat tersebut secara sempurna. Bahkan di dalam memenuhi syarat-syarat tersebut kadang-kadang terjadi kontradiksi atau pertentangan. Misalnya dalam usaha pembungkus yang menghemat ongkos angkutan dapat menyebabkan keindahan dari barang tersebut menjadi berkurang. Oleh karena itu, sebaiknya semua perusahan mampu memperhatikan semua masalah dalam keseimbangan yang baik dan menitik beratkan pada syarat-syarat yang di anggap paling penting sesuai dengan produk yang dihasilkan.
2.4       Fungsi Pembungkus/Kemasan
Adapun beberapa fungsi kemasan yang perlu diperhatikan kepada produsen adalah sebagai berikut :
a.      Sebagai Tempat
Unutk menentukan daya muat dari kemasan harus diketahui berat atau bobot atau jenis produk yang akan ditempatkan didalam kemasan tersebut. Oleh karena itu dalam membuat kemasan suatu produk diperlukan penuntuan desain yang khusus, apakah menggunakan kemasan berwujud kotak, kaleng, dalam botol dan sebagainya yang disesuaikan dengan produk. Disamping itu kemasan dapat memberi kemudahan serta dapat melindungi produk dalam distribusiannya. Syarat minimum kemasan suatu produk adalah kemasan harus dapat melindungi isi produk.
b.      Sebagai identitas
Identitas suatu produk sangat penting karena pada umunya produk perusahaan dijual bersama dengan produk lain yang sejenis. Oleh karena itu kemasan suatu produk padat dipakai untuk membedakan dengan produk lain yang sejenis yang dihasilkan oleh produsen lainya.
c.       Sebagai Alat Komunikasi
Kemasan secara tidak langsung dapat dipakai sebagai alat komunikasi dengan konsumen, dimana kemasan tersebut menunjukkan merk, gambar dan pesan yang bersifat memberikan keterangan yang menyababkan rasa tahu, memberi petunjuk tentang penggunaan produk, komposisi bahan dari produk tersebut, serta keterangan lainnya yang ada pada kemasan. Jadi, secara keseluruhan kemasan dapat memberikan keteranga kepada konsumen.
d.      Memudahkan Penggunaan Produk
Fungsi lain dari kemasan adalah untuk memudahkan konsumen unutk menggunakan produk. Memudahkan bagi konsumen dalam arti kemasan yang mudah dibuka, isinya mudah dikeluarkan dan mudah dibawa.
e.       Mempromosikan Produk
Kemasan yang dapat melindungi dan memudahkan dalam penggunaan produk maka secara otomatis akan menambah nilai jual dan promosi produk itu. Biasanya barang konsumsi yang ada di pasar ataupun di toko-toko diletakkan dekat dengan produk pesaing. Promosi barang tersebut tergantung pada kemasan, karena kemasan mempunyai pengaruh dalam pajangan untuk memikat konsumen.Perbaikan kemasan dapat merupakan cara efektif untuk menarik konsumen baru.
2.5       Hubungan Pembungkus/Kemasan dan Strategi Pemasaran
Kemasan dapat digunakan dalam beberapa cara sebagai alat pemasaran produk. Strategi yang digunakan harus menarik, hal yang penting dalam strategi pemasaran antara lain sebagai berikut :

a.      Strategi Ukuran
Pasar mungkin dibagi-bagi oleh jumlah pemakai produk, contohnya tentang hal ini dapat ditemukan pada pemasaran yaitu kemasan ukuran umumdan ukuran keluarga, juga pada kemasan yang sangat kecil atau mini yang diproduksi untuk beberapa hal, misalnya barang-barang untuk toilet, unutk kenyamanan orang-orang yang bepergian. Strategi ukuran juga mempunyai peranan dalam pengenalan produk baru. Bagi konsumen kemasan ukuran kecil atau mini biasanya digunakan untuk tujuan perkenalan suatu produk. Ukuran yang lebih besar diperkenalkan kemudian untuk memenuhi permintaan konsumen dan untuk memberikan tambahan jenis ukuran.
b.      Strategi Bahan
Bahan yang digunakan dalam kemasan mungkin mempunyai peran utama dalam strategi pemasaran karena kemasan dapat digunakan untuk meyakinkan keamanan. Misalnya botol shampo yang tidak mudah pecah atau alat penutup yang sulit dibuka bagi anak-anak sehingga tidak berbahaya bagi mereka.
c.       Strategi Desain
Strategi desain mencangkup bentuk dan bahan tapi disini menekankan warna, tulisan, gambar dan simbul yang menarik. strategi desain biasanya digunakan untun memberikan identitas produk.
d.      Strategi kenyamanan
Kemasan harus didesain dengan baik agar memberikan kemudahan bagi konsumen yang memakainya. Secara otomatis jika konsumen merasakan kemudahan dari suatu produk, konsumen juga akan merasakan kenyamanan.
e.       Strategi Promosi
Kemasan memungkinkan didesain kerena promosi penjualan. Misalnya pada kemasan diberi resep, potongan harga, hadiah dan sebagainya yang menghiasi bagian depan kemasan. Alasan menggunakan strategi ini karena kemasan merupakan salah satu elemen dalam pemasaran. Sehingga akan secara otomatis terjadi sebuah promosi juga.
2.6       Strategi Perkembangan Pembungkus/Kemasan
a.      Merumuskan Konsep Pemasaran
Dalam tahap ini ditetapkan fungsi utama kemasan yang akan dirancang, apakah kemasan tersebut hanya dimaksudkan sebagai pelindung produk, untuk meningkatkan citra produk atau untuk memberi kemudahan kepada konsumen. Dalam merumuskan konsep kemasan beberapa faktor yang perlu dijadikan pertimbangan antara lain :
Ø  Ketahanan dan Proteksi, kemasan harus dapat melindungi produk terhadap temperatur dan kelembapan udara. Juga agar produk tidak rusak, busuk, berkarat atau kotor.
Ø  Memudahkan bagi konsumen, kemasan harus mudah dibuka, dituang, disimpan, aman dan disertai petunjuk pemakaian yang jelas.
Ø  Kemudahan bagi penjual, mudah dibawa, diatur diatas rak, tidak gampang rusak dan hemat tempat.
Ø  Menarik bagi pembeli, desain dan bentuk yang menarik, mudah diingat dan menonjol di antara produk-produk pesaing serta penampilan yang cocok dengan produk.
Ø  Biaya, biaya kemasan harus proposional dengan harga produknya. Jangan sampai sama atau lebih mahal darai harga produk sebab konsumen itu membeli produk bukan kemasannya.
Ø  Lingkungan, Utamakan bahan kemasan yang dapat digunakan kembali, dapat didaur ulang atau diolah kembali, serta tidak membahayakan lingkungan.
b.      Merancang Desain Kemasan
Rancangan desain menyangkut elemen-elemen bentuk, ukuran, bahan, warna, merk, tulisan, gambar dan sebagainya. Elemen-elemen tersebut harus dipadukan dalam keserasian unutk memaksimalkan nilai tambah bagi konsumen meupun untuk meningkatkan posisi produk terhadap produk pesaing.
c.       Seleksi Desain
Karena biasanya merancang tidak hanya menyiapkan suatu alternatif desain, maka perlu diadakan seleksi desain mana yang dinilai paling efektif. Seleksi ini dilakukan melalui beberapa tahap pengujian yaitu :
Ø  Pengujian tehnik (engincering test), bertujuan unutk memastikan bahwa desain-desain kemasan tersebut tahan terhadap kondisi tertentu, misalnya temperatur udara, tekanan berat dan sebagainya.
Ø  Pengujian Pandangan (visual test), untuk memastikan bahwa teks atau tulisan pada kemasan jelas terbaca, atau bahwa warna dan bentuknya serasi jika dilihat.
Ø  Pengujian oleh calon penjual (dealer test), untuk memastikan bahwa para pedagang (pengecer atau distributor) tertarik pada penampilan maupun kemudahan pada produk yang dirancang bagi mereka.
Ø  Pengujian oleh calon pembeli (consumer test), untuk memastikan bahwa konsumen menyukai kemasan produk.
d.      Evaluasi kembali secara berkala
Untuk melihat apakah kemasan masih efektif sebagai alat menjual, perlu diadakan evaluasi kembali secara berkala. Cepatnya perubahan selera konsumen, pesatnya pekembangan teknologi dan makin ketatnya persaingan, mengharuskan produsen untuk selalu mengevaluasi kembali strategi kemasannya. Perubahan strategi pengemasan tidak selalu harus menggunakan bahan kemasan yang lebih mewah. Dengan mengembangkan kemasan yang efektif dan menarik, maka kemasan tersebut dapat dipakai sebagai alat promosi untuk meningkatkan volume penjualan.
2.7       Pembungkus/Kemasan Biaya dan Modal
Dalam memenuhi syarat-syarat di muka maka kita sering terbentur pada biaya sehingga untuk itu masalah biaya harus kita perhatikan. Sebenarnya bukan hanya faktor biaya yang merupakan persoalan tapi jumlah modal yang tertanampun merupakan masalah yang harus kita pecahkan. Misalkan apabila kita ingin membuat pembungkus yang baik biasanya terbentur pada masalah biaya yang lebih besar yang mana berarti akan dapat meningkatkan. ongkos poduksinya. Tapi ada juga usaha untuk meningkatkan mutu pembungkusan tidak menaikkan biaya pokok, tapi terbentuk pada jumlah modal yang harus ditanamkan. Misalnya apabila kita ingin suatu botol dan gelas dengan design yang spesifik yang kita rancang secara artistik maka pesanan untuk gelas ini harus dalam jumlah yang sangat besar sehingga memerlukan penanaman modal yang sangat besar.
Sebenarnya tindakan untuk meningkatkan mutu dan pembungkusan tidak mesti mengakibatkan kenaikan harga pokok. Bahkan kadang-kadang tindakan kita itu mempunyai dua keuntungan sekaligus yaitu omzet penjualan dapat dinaikkan dan effisiensi dapat ditingkatkan karena harga pokok justru akan lebih rendah. Untuk lebih jelasnya baiklah kami berikan contoh perhitungannya. Contohnya sebagai berikut
Suatu perusahaan yang memprodusir produk X, mempunyai data-data sebagai berikut :
Ø  biaya tetap (fixed cost) per bulan Rp.500.000.-
Ø  biaya bahan baku per unit Rp.400,-
Ø  biaya pembungkusan per unit Rp.50,-
Ø  kapasitas produksi per bulan 1000 units.
Ø  harga jual per unit Rp.l.200,-
Berdasarkan data-data di atas maka dapat disusun harga pokok per unit sebagai berikut
biaya tetap (fixed cost) per unit produksi: Rp.500.000: 1000  = Rp. 500,-
biaya bahan baku per unit produksi   ………………               = Rp. 400,-
biaya pembungkus per unit produksi ……………...                = Rp.   50,-
Harga pokok per unit                                                                    Rp. 950.-
Karena perusahaan menjual per-unit produksi Rp. 1.200,- maka keuntungan per-unitnya adalah Rp. 1.200,- Rp. 950,- = Rp. 250,- atau keuntungan per-bulannya 1000 x Rp.250,- = Rp.250.000,-
Kemudian perusahaan merencanakan untuk membuat pembungkus yang lebih indah dan menarik tapi untuk itu menyebabkan biaya untuk pembungkusan naik dan Rp.50,- per-unit menjadi Rp. 100,- Tapi dengan pembungkus yang baru tersebut diramalkan dapat terjadi kenaikan penjualan sebanyak 250 units per-bulan sehingga omzet penjualan dapat diharapkan rata-rata 1250 units per-bulan. Dengan kenaikan omzet  penjualan ini pembelian bahan baku setiap kali dapat dilakukan dalam jumlah yang lebih besar sehingga harga pembelian per-unit dapat lebih murah yaitu : Rp.375,- per-unit produksi (sebelumnya Rp.400,-). berdasarkan data-data tersebut mi dapat disusun perhitungan sebagal berikut:
biaya tetap per-unit
Rp.500 000,- : 1250                      = Rp.400,-
biaya bahan baku per-unit             = Rp.375,-
biaya pembungkus per-unit           = Rp.100,-
Harga pokok per-unit                        Rp.875.-
Karena perusahaan menjual Rp. 1200,- per-unit produksi maka keuntungan per-unit : Rp1200,- - Rp.875,- = Rp.325,- atau per-bulan kuntungannya 1250 x Rp.325,- = Rp.406.250,-. Dan kalau dua alternatif ini kita bandingkan dalam satu bagan maka :
Alternative I
Alternatif II
Sebelum pembaharuan perusahaan
Sesudah pembaharuan perusahaan
Untung perunit
Untung perbuah
Untung perunit
Untung perbuah
Rp. 250,-
Rp. 250.000
Rp. 325,-
Rp. 406.250

Di sini jelaslah dalam contoh ini hahwa dengan adanya perbaikan dalam pembungkusan, maka kemungkinan keuntungan dapat ditingkatkan dan sekaligus effisiensi dapat pula ditingkatkan. Tapi perlu dicatat di sini kebetulan alternatif ke II lebih baik dan pada alternatif ke I. Tapi keadaan ini belum mesti demikian, oleh karena itu perlu sebelum melakukan tindakan kita harus melakukan perhitungan yang teliti sehingga tindakan kita tersebut dapat secara ekonomis dipertanggung jawabkan.
2.8       Stock Untuk Pembungkus
Sebebarnya masalah stock/persediaan bukan hanya penting untuk bahan baku tapi untuk pembungkuspun tidak kalah pentingnya.Pada umumnya pada pembungkus suatu barang diletakkan merk atau cap dari perusahaan yang bersangkutan, sehingga dengan demikian bilamana tiba-tiba perusahaan kehabisan pembungkus/etiketnya maka tidak mungkin perusahaan membeli di pasaran.
Jadi sebenarnya resiko kehabisan pembungkus lebih berat daripada resiko kehabisan bahan baku. Sebab apabila kita kehabisan bahan baku kita dapat membeli di pasaran meskipun dengan biaya extra. Tapi bagaimana bila kita kehabisan pembungkus atau etiket?
Karena pada umumnya nilai pembungkus relatif rendah dibandingkan dengan nilai keseluruhan dari barang tersebut, dan pemesanan dalam jumlah yang besar menimbulkan perbedaan biaya di bandingkan dengan pemesanan dengan jumlah sedikit.Di samping itu kadang-kadang percetakan/offset tidak mau menerima pesanan dalam jumlah yang kecil.Oleh karena itu banyak perusahaan yang mempunyai stock untuk masa produksi setahun,bahkan ada yang menyediakan stock untuk masa produksi sampai lima tahun atau lebih.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan di atas maka kemungkinan kehabisan adalah kecil, sebab suatu perusahaan yang menyediakan stock untuk untuk masa satu tahun maka kemungkinan kehabisan dalam satu tahun paling banyak satu kali.Untuk itu perlu bagi setiap perusahaan melakukan administrasi yang baik untuk menjaga jangan sampai persediaan habis sama sekali.Salah satu cara untuk itu adalah dengan jalan menetapkan besarnya persediaan besi (iron stock), yaitu jumlah minimum yang tidak boleh di kurangi dan dipakai kecuali dalam keadaan darurat.Dan sebaiknya untuk iron stock ini ditetapkan untuk masa produksi selama pemesanan sampai barang tersebut sampai digudang.
Misalnya suatu perusahaan kebutuhan pembungkusan tiap harinya 1000 units, padahal waktu pemesanan sampai barang tiba di gudang selama 30 hari. Maka persediaan besi ditetapkan sebanyak 30.000 units. Dengan demikian apabila persediaan di gudang tinggal 30.000 +30.000 =60.000, kita harus segera melakukan pemasaran . Dengan demikian pada saat pesanan sampai di gudang persediaan tepat masih 30.000.
Tapi dalam praktek kenyataan masalah administrasi pembungkus ini sering diabaikan,apalagi bila mana antara pembungkus-pembungkus dengan merk tersebut dapat dipisah-pisahkan.
2.9       Membedakan Ukuran Pembungkus
Suatu perusahaan dapat saja membuat pembungkus lebih dari satu macam.Misalkan dalam ukuran pembungkus dapat dibuat dalam ukuran besar,sedang,kecil dan mungkin ukuran mini. Perbedaan ukuran pembungkus tersebut terutama untuk menyesuaikan dengan selera konsumen dengan masyarakat yang mempunyai daya beli yang berbeda-beda.Bahkan pada negara-negara yang sedang berkembang di mana saat income per-capita masih sangat rendah seperti Indonesia saat ini (tahun 1977) maka banyak prodesun yang membuat bungkus-bungkus ukuran mini di mana saat ini telah diintrodusir oleh perusahaan vetsin,shampo dan sebagainya.
Selain perbedaan ukuran,maka produsen dapat juga membedakan pembungkus dalam hal design,warna dan sebagainya. Tujuan perusahaan membedakan ini adalah untuk membuat satu jenis barang tetapi dengan perbedaan tertentu misalnya rasa,aroma dan sebagainya.Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa perusahaan yang berorientasi pada pasar mengetahui bahwa di dalam masyarakat untuk satu macam barang terdapat perbedaan selera,sehingga dengan membuat satu macam barang tersebut.Misalnya untuk rokok mungkin ada yang senang rasa antep,sedang,atau yang ringan.Dan  biasanya rasa ringan ini digemari oleh golongan muda dan wanita. Untuk dapat menyesuaikan dengan selera yang bermacam-macam tersebut mungkin perusahaan tersebut tidak hanya dengan satu macam rasa, tetapi berusaha untuk membuat rokok dengan bermacam-macam rasa.
Dan untuk melaksanakan itu semua, sebelumnya perusahaan harus berusaha untuk memajukan barangnaya semaksimal mungkin dan baru bilamana usahanya tersebut tidak dapat meningkatkan penjualan lebih tinggi lagi,barulah pemecahan dengan jalan tersebut diatas difikirkan.Hal ini perlu diperhatikan sebab untuk membuat satu macam barang dengan berbagai selera,dapat menimbulkan pekerjaan tambahan dalam produksi sehingga dapat menambah biaya pembuatannya.Sebenarnya tidak setiap perusahaan setuju dengan cara ini tapi bilamana omzet penjualan tidak dapat ditingkatkan lagi maka mencoba cara ini akan lebih baik dari pada dengan jalan membuat produksi baru.
2.10     Kebijaksanaan Merubah Pembungkus
Secara umum merubah pembungkus adalah kurang  tepat sebab keputusan ini dapat menimbulkan rasa kaget bagi konsumen-konsumennya. Hal ini terutama di Indonesia (tahun 1977) favoritnya hanya berdasarkan pada warna dan design semata-mata. Misalkan di Indonesia saat ini(tahun 1977) permen Mentos dari Belanda mendapatkan pasaran yang cukup baik. Dan ini mengundang pemalsuan dengan merk mentol (yang ditirunya Mentos)untuk menghindari tuntutan hukum dengan design dan warna yang mirip sekali dengan permen  Mentos. Ternyata dengan cara ini banyak pembeli yang tertipu dalam membelinya. Seberyna cara ini secara hukum dapat dituntut karena menimbulkan keraguan untuk membedakan.
Oleh karena itu bilamana perusahaan terpaksa melakukan peruabahan terhadap pembugkusnya hendaknya jangan terlalu menyimpang baik warna maupun design dengan pembungkus yang lama. Hal ini sangat penting sebab kalau terlalu berbeda dapat menimbulkan kekeliruan bagi konsumen sehingga hal ini dapat merugikan perusahaan.
Suatu perusahaan melakukan perubahan terhadap pembungkus tersebut disebabkan beberapa hal misalnaya untuk mengikuti perkembangan dari pembungkus saingan-saingan. Sebagai contoh karena adanya kemajuan dalam percetakan dari percetakan press menjadi offset yang lebih baik dan lebih indah maka banyak perusahaan-perusahaan yang merubah etiket-etiketnya dengan jalan mengoffsetkan. Mungkin perubahan tersebut disebabkan karena perusahaan tersebut ingin memuaskan praktis,lebih melindungi dan sebagainya.
Meski demikikian di dalam merubahpembungkus perusahaan harus tetap mempertahankan bahwa pembungkus yang baru tidak boleh terlalu berbeda dengan pembungkus yang lama, dan disamping itu didalam masalah biaya harus pula dipikirkan.












BAB III
KESIMPULAN

3.1       Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka  dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.      Pembungkus akan dapat memperlancar penjualan barang-barang bila perusahaan tidak menganggap fungsi pembungkus hanya sebagai pembungkus saja.
2.      Dalam membuat pembungkus faktor-faktor keindahan praktis, ukuran, kemampuan melindungi dan sebagainya harus pula diperhatikan.
3.      Pembungkus yang lebih mahal mungkin akan dapat menurunkan harga pokok, bilamana dengan pembungkus tersebut perusahaan akan mampu meningkatkan omset penjualan.
4.      Perbedaan pembungkus dapat dilakukan untuk membedakan barang yang sama tetapi mempunyai ciri-ciri yang berbeda.
5.      Kebijaksanaan merubah pembungkus harus tetap diusahan tidak jauh berbeda dengan pembungkus yang lama.